pertempuran antara pemburu iblis dan pemuja kegelapan
Sinopsis:
Daru, seorang wartawan investigasi yang skeptis, ditugaskan untuk mewawancarai Ningrum, gadis 19 tahun yang kini dirawat di rumah sakit jiwa setelah membantai satu keluarga dalam kondisi kerasukan. Ningrum bersikeras bahwa dirinya bukanlah pembunuh, melainkan tukang jagal setan. Menurutnya, keluarga itu sudah mati sebelum ia membunuh mereka—jasad mereka hanya akan digunakan dalam ritual pemujaan iblis oleh Pakunjara, perempuan misterius dari klan pemuja setan.
Awalnya, Daru menganggap ini sebagai ocehan orang gila, tapi ketika serangkaian kematian aneh menimpa para pemuka agama, ia mulai sadar bahwa sesuatu yang jauh lebih gelap sedang terjadi. Ningrum memperingatkannya: Pakunjara ada di rumah sakit ini, dan ia mencari korban berikutnya. Ketika perempuan berjubah hitam dengan mata merah muncul, Daru menyadari bahwa ini bukan sekadar cerita gila. Ia kini terjebak dalam pertarungan antara pemburu iblis dan pemuja kegelapan. Sialnya, satu-satunya jalan keluar adalah bertarung bersama Ningrum.
Alur Cerita:
Pembantaian di Malam Hujan
Awalnya, Daru menganggap ini sebagai ocehan orang gila, tapi ketika serangkaian kematian aneh menimpa para pemuka agama, ia mulai sadar bahwa sesuatu yang jauh lebih gelap sedang terjadi. Ningrum memperingatkannya: Pakunjara ada di rumah sakit ini, dan ia mencari korban berikutnya. Ketika perempuan berjubah hitam dengan mata merah muncul, Daru menyadari bahwa ini bukan sekadar cerita gila. Ia kini terjebak dalam pertarungan antara pemburu iblis dan pemuja kegelapan. Sialnya, satu-satunya jalan keluar adalah bertarung bersama Ningrum.
Alur Cerita:
Pembantaian di Malam Hujan
Malam yang penuh badai. Hujan mengguyur deras, membasahi halaman rumah keluarga yang kini menjadi lautan darah. Seorang ustadz yang sedang meruqyah sekeluarga malah ikut tewas mengenaskan. Polisi menemukan Ningrum, gadis 19 tahun, berdiri dengan pakaian bersimbah darah dan sebilah pisau di tangannya. Tatapannya kosong, wajahnya pucat. "Aku harus membunuh mereka... kalau tidak, kita semua akan mati."
Masuknya Daru ke dalam Kengerian
Masuknya Daru ke dalam Kengerian
Daru, seorang wartawan investigasi yang terkenal selengean dan skeptis, diberi tugas mewawancarai Ningrum di rumah sakit jiwa. Awalnya, ia menganggap ini hanya kasus gila biasa. Sampai Ningrum mulai bicara.
Rahasia yang Mengerikan Terungkap
"Aku bukan pembunuh. Aku jagal setan." "Setan? Maksudmu manusia yang kerasukan?" "Bukan. Setan yang berwujud manusia." "Oke, ini makin gila."
Rahasia yang Mengerikan Terungkap
Ningrum mengungkapkan bahwa keluarga yang ia bunuh sebenarnya sudah mati. Mereka hanya dijadikan wadah untuk membangkitkan iblis. Sang dalang di balik semua ini adalah Pakunjara, seorang pemuja setan yang sedang mengincar jantung para pemuka agama untuk menyelesaikan ritualnya. Serangkaian kasus kematian ulama yang terjadi belakangan ternyata bukan kebetulan.
"Daru, aku tahu ini sulit dipercaya, tapi kalau kita tidak menghentikannya sekarang, dia akan menghidupkan gurunya. Dendam iblis ini tidak akan pernah berakhir."
Terjebak di Rumah Sakit Jiwa
"Daru, aku tahu ini sulit dipercaya, tapi kalau kita tidak menghentikannya sekarang, dia akan menghidupkan gurunya. Dendam iblis ini tidak akan pernah berakhir."
Terjebak di Rumah Sakit Jiwa
Malam itu, ketika Daru masih mencerna informasi gila ini, listrik rumah sakit jiwa tiba-tiba padam. Udara menjadi dingin. Suara langkah menggema di koridor. Seorang perempuan berjubah hitam muncul, matanya merah membara.
Pakunjara sudah ada di sini.
Ningrum langsung bersiap. "Aku tidak bisa melawannya tanpa senjata. Sepanjang hidupku aku berburu iblis yang mencoba masuk ke dunia ini. Kau mau hidup atau mati?"
Daru menelan ludah. "Aku suka hidup, jadi... oke, aku bantu. Tapi sumpah, ini kejadian paling absurd dalam karier jurnalistikku."
Pertarungan di Antara Kegelapan
Pakunjara sudah ada di sini.
Ningrum langsung bersiap. "Aku tidak bisa melawannya tanpa senjata. Sepanjang hidupku aku berburu iblis yang mencoba masuk ke dunia ini. Kau mau hidup atau mati?"
Daru menelan ludah. "Aku suka hidup, jadi... oke, aku bantu. Tapi sumpah, ini kejadian paling absurd dalam karier jurnalistikku."
Pertarungan di Antara Kegelapan
Pakunjara mulai menyerang, bayangannya melesat seperti kilat. Daru, yang tak punya pengalaman bertarung, hanya bisa menghindar sambil berteriak panik. Ningrum mulai merapal mantra kuno:
"Wajak rokoh saktimu kangg grodukodo, mengurut nafsu per than!"
Ruangan bergetar. Suara jeritan terdengar dari segala arah. Daru akhirnya mengambil langkah nekat: ia meraih pisau yang tergeletak di lantai dan menusukkannya ke arah Pakunjara. Apakah itu berhasil? Atau justru membuka pintu neraka yang lebih besar?
Cerita ini belum berakhir. Ini baru awal dari pertempuran yang lebih besar. Daru mungkin hanya wartawan biasa, tapi kini ia terjebak di dalam perang antara manusia dan kegelapan. Dan satu hal yang pasti: tak ada jalan keluar selain maju terus.
"Wajak rokoh saktimu kangg grodukodo, mengurut nafsu per than!"
Ruangan bergetar. Suara jeritan terdengar dari segala arah. Daru akhirnya mengambil langkah nekat: ia meraih pisau yang tergeletak di lantai dan menusukkannya ke arah Pakunjara. Apakah itu berhasil? Atau justru membuka pintu neraka yang lebih besar?
Cerita ini belum berakhir. Ini baru awal dari pertempuran yang lebih besar. Daru mungkin hanya wartawan biasa, tapi kini ia terjebak di dalam perang antara manusia dan kegelapan. Dan satu hal yang pasti: tak ada jalan keluar selain maju terus.
0 Komentar