Muslihat dari Dunia Jin
Sinopsis Pendek:
Setelah orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan tragis, Jihan dan adiknya, Syafa, terpaksa pindah ke sebuah panti asuhan tua di pinggiran kota. Tempat itu ternyata menyimpan rahasia gelap: iblis yang telah mengintai sejak zaman kuno, menunggu tubuh inang sempurna. Syafa jadi target. Tipu muslihat gaib mulai merajalela, dan satu-satunya harapan hanya pada cinta kakak-adik yang tak bisa ditipu. Tapi... akankah cinta cukup kuat ngusir setan?
Sinopsis Panjang:
Ceritanya begini, bro. Si Jihan ini cewek 22 tahun, tangguh tapi gak terlalu religius. Adiknya, Syafa, 12 tahun—masih polos, kadang suka ngomong aneh tapi lucu. Orang tua mereka baru aja tewas, katanya sih kecelakaan mobil... tapi detailnya agak janggal, kayak ada yang "nyetir dari bayangan".
Karena udah gak punya siapa-siapa, Jihan dan Syafa dikirim ke panti asuhan. Namanya Panti Nur Hidayah, tapi jangan ketipu, bro. Nama boleh islami, tempatnya? Astaga naga. Bangunan tua gede, cat udah ngelupas, halaman berdebu, pohon beringin gede berdiri kayak penjaga neraka. Isinya anak-anak yatim piatu juga, tapi mukanya pucat semua. Ada yang diem terus, ada yang suka gambar lingkaran sambil ketawa. Udah mulai gak enak, kan?
Nah, si pengurus pantinya namanya Gustaf. Orangnya kalem, logatnya aneh, mungkin campuran Sunda sama... iblis? Gak jelas. Dia bilang ke Jihan, “Ini panti baru dibuka lagi setelah lama kosong. Tapi jangan khawatir, tempat ini aman.”
Aman kepala lo. Malem pertama aja, Syafa udah ngigau, ngomong, “Mereka masih di sini, Kak. Mereka suka darah.”
Besoknya? Makin gila.
Gustaf mulai panik juga, akhirnya dia ngaku—panti itu dulunya markas sekte sesat, namanya Muslihatul Ghaflah. Mereka percaya iblis bisa dikurung di tubuh manusia. Tapi bukan sembarang manusia, harus anak yatim piatu, polos, dan... trauma berat. Ya jelas dong, Syafa kandidat nomor satu.
Iblis yang dimaksud ini bukan kaleng-kaleng. Namanya gak bisa diucap sembarangan, tapi dia termasuk jin zaman kuno, udah ada sejak Nabi Adam diciptakan. Tugasnya cuma satu: bikin manusia tergelincir lewat muslihat. Bukan hantaman. Bukan kesurupan doang. Tapi dikelabui, dibikin musyrik, dibikin putus asa, biar mati dalam keadaan sesat. Halus, licin, kayak sales asuransi tapi versi neraka.
Nah, si iblis ini udah masuk ke tubuh Syafa. Tapi dia gak langsung ngambil alih. Dia main halus. Ngasih Syafa penglihatan, mimpi, janji-janji manis. Lama-lama Syafa mulai mikir,
Buset. Kalau anak umur 12 udah ngomong gitu, fix ada yang gak bener.
Jihan mulai nyari cara ngusir setan. Tapi bukan kayak di film biasa, ini gak bisa cuma dibacain doa. Karena ini muslihat, bukan kerasukan biasa. Harus dibongkar tipu dayanya. Harus dibantah dengan iman dan akal.
Gustaf bilang ada ritual penutup di ruang bawah tanah panti. Dulu sekte itu ngurung iblis pake kitab kuno dan pengorbanan. Tapi kitabnya bilang ada cara lain: jika si iblis gagal mengelabui seseorang yang rela mati demi yang dicintainya, maka dia bakal terperangkap lagi selama 1000 tahun.
Pilihannya jelas. Jihan harus masuk ke dalam trance, ke dunia bawah sadar, ngadepin Syafa dan si iblis secara langsung, dan buktiin kalo cinta dia lebih kuat dari muslihat iblis.
Akhir cerita?
Jihan ngelawan. Gak pake darah. Gak pake pedang. Tapi pake kata-kata yang dia inget dari almarhum ibunya:
“Syafa itu aman selama kamu jagain. Setan cuma bisa masuk kalau kamu ngerasa sendirian.”
Boom. Iblis meleleh, jeritannya kayak seribu cermin pecah. Syafa jatuh pingsan, peluk Jihan.
Tapi ending-nya gak happy-happy amat. Pas panti udah sepi, semua anak dibawa keluar, Syafa senyum di cermin... dan bayangan di belakangnya bukan Jihan. Tapi perempuan misterius. Yang dari awal ada di pojokan ruangan. Yang gak pernah ngomong... tapi matanya selalu terbuka.
Alur Cerita (Beat by Beat):
Setelah orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan tragis, Jihan dan adiknya, Syafa, terpaksa pindah ke sebuah panti asuhan tua di pinggiran kota. Tempat itu ternyata menyimpan rahasia gelap: iblis yang telah mengintai sejak zaman kuno, menunggu tubuh inang sempurna. Syafa jadi target. Tipu muslihat gaib mulai merajalela, dan satu-satunya harapan hanya pada cinta kakak-adik yang tak bisa ditipu. Tapi... akankah cinta cukup kuat ngusir setan?
Sinopsis Panjang:
Ceritanya begini, bro. Si Jihan ini cewek 22 tahun, tangguh tapi gak terlalu religius. Adiknya, Syafa, 12 tahun—masih polos, kadang suka ngomong aneh tapi lucu. Orang tua mereka baru aja tewas, katanya sih kecelakaan mobil... tapi detailnya agak janggal, kayak ada yang "nyetir dari bayangan".
Karena udah gak punya siapa-siapa, Jihan dan Syafa dikirim ke panti asuhan. Namanya Panti Nur Hidayah, tapi jangan ketipu, bro. Nama boleh islami, tempatnya? Astaga naga. Bangunan tua gede, cat udah ngelupas, halaman berdebu, pohon beringin gede berdiri kayak penjaga neraka. Isinya anak-anak yatim piatu juga, tapi mukanya pucat semua. Ada yang diem terus, ada yang suka gambar lingkaran sambil ketawa. Udah mulai gak enak, kan?
Nah, si pengurus pantinya namanya Gustaf. Orangnya kalem, logatnya aneh, mungkin campuran Sunda sama... iblis? Gak jelas. Dia bilang ke Jihan, “Ini panti baru dibuka lagi setelah lama kosong. Tapi jangan khawatir, tempat ini aman.”
Aman kepala lo. Malem pertama aja, Syafa udah ngigau, ngomong, “Mereka masih di sini, Kak. Mereka suka darah.”
Besoknya? Makin gila.
- Ada anak kerasukan, mukanya ke atas, mulutnya ngomong Arab campur Latin
- Ada yang tiba-tiba nemu boneka dari daging mentah
- Dan Syafa... mulai berubah. Matanya kosong. Kadang tiba-tiba dia ngomong hal-hal yang gak mungkin dia tahu. Misalnya, cerita soal siapa yang bunuh anak-anak yatim dulu. Detail. Berdarah-darah.
Gustaf mulai panik juga, akhirnya dia ngaku—panti itu dulunya markas sekte sesat, namanya Muslihatul Ghaflah. Mereka percaya iblis bisa dikurung di tubuh manusia. Tapi bukan sembarang manusia, harus anak yatim piatu, polos, dan... trauma berat. Ya jelas dong, Syafa kandidat nomor satu.
Iblis yang dimaksud ini bukan kaleng-kaleng. Namanya gak bisa diucap sembarangan, tapi dia termasuk jin zaman kuno, udah ada sejak Nabi Adam diciptakan. Tugasnya cuma satu: bikin manusia tergelincir lewat muslihat. Bukan hantaman. Bukan kesurupan doang. Tapi dikelabui, dibikin musyrik, dibikin putus asa, biar mati dalam keadaan sesat. Halus, licin, kayak sales asuransi tapi versi neraka.
Nah, si iblis ini udah masuk ke tubuh Syafa. Tapi dia gak langsung ngambil alih. Dia main halus. Ngasih Syafa penglihatan, mimpi, janji-janji manis. Lama-lama Syafa mulai mikir,
“Mungkin dunia ini emang jahat, Kak. Mungkin yang jahat tuh bukan dia… tapi kita yang salah ngerti dia.”
Buset. Kalau anak umur 12 udah ngomong gitu, fix ada yang gak bener.
Jihan mulai nyari cara ngusir setan. Tapi bukan kayak di film biasa, ini gak bisa cuma dibacain doa. Karena ini muslihat, bukan kerasukan biasa. Harus dibongkar tipu dayanya. Harus dibantah dengan iman dan akal.
Gustaf bilang ada ritual penutup di ruang bawah tanah panti. Dulu sekte itu ngurung iblis pake kitab kuno dan pengorbanan. Tapi kitabnya bilang ada cara lain: jika si iblis gagal mengelabui seseorang yang rela mati demi yang dicintainya, maka dia bakal terperangkap lagi selama 1000 tahun.
Pilihannya jelas. Jihan harus masuk ke dalam trance, ke dunia bawah sadar, ngadepin Syafa dan si iblis secara langsung, dan buktiin kalo cinta dia lebih kuat dari muslihat iblis.
Akhir cerita?
Jihan ngelawan. Gak pake darah. Gak pake pedang. Tapi pake kata-kata yang dia inget dari almarhum ibunya:
“Syafa itu aman selama kamu jagain. Setan cuma bisa masuk kalau kamu ngerasa sendirian.”
Boom. Iblis meleleh, jeritannya kayak seribu cermin pecah. Syafa jatuh pingsan, peluk Jihan.
Tapi ending-nya gak happy-happy amat. Pas panti udah sepi, semua anak dibawa keluar, Syafa senyum di cermin... dan bayangan di belakangnya bukan Jihan. Tapi perempuan misterius. Yang dari awal ada di pojokan ruangan. Yang gak pernah ngomong... tapi matanya selalu terbuka.
Alur Cerita (Beat by Beat):
ACT I – Masuk ke Dunia Gelap
- Jihan & Syafa masuk ke panti
- Kenalan sama Gustaf & anak-anak lain
- Keanehan mulai muncul (suara, bisikan, boneka, mimpi buruk)
ACT II – Muslihat Mulai Jalan
- Syafa berubah drastis
- Anak-anak kerasukan
- Flashback sejarah panti (sekte Muslihatul Ghaflah)
- Gustaf ngasih tahu ritual & kitab kuno
- Jihan mulai ragu: mana nyata, mana ilusi?
ACT III – Pertarungan Gaib
- Jihan masuk dunia bawah sadar (trance)
- Ngadepin iblis yang nyamar jadi ibunya, Syafa, dan dirinya sendiri
- Jihan menang bukan karena kekuatan, tapi karena iman & cinta
- Ritual penutupan berhasil
Tapi iblis... belum sepenuhnya pergi.
0 Komentar